The Natural cave’s

Proses terbentuknya goa secara alami murni membutuhkan kejadian alam seperti aliran air, konstruksi dan kandungan mineral bebatuan, lava gunung berapi dan bencana alam. Semua kejadian alam itu secara umum dibentuk oleh alam itu sendiri sehingga tangan manusia tak pernah ikut serta dalam proses alami tersebut.

Aliran arus air, resapan dan deburan ombak menjadi factor terbesar dalam proses terbentuknya goa alami di area gunungkidul Yogyakarta. Proses aliran sungai bawah tanah menekan dinding – dinding tanah bebatuan di dalam perut bumi, memilih celah – celah yang konstruksi batuanya lebih mudah ditembus, membentuk lorong – lorong yang menjalar di perut bumi secara perlahan terus menerus hingga lorong tersebut semakin besar dan membesar. Begitupun resapan air dari permukaan tanah seperti halnya proses pembentukan goa dari aliran sungai bawah tanah, terjadi secara terus menerus dan berlangsung lama. Hal inilah yang paling utama dari proses terbentuknya stalagmite dan stalagtit yaitu resapan air dari atas goa yang membawa mineral batu, meresap hingga menembus langit – langit atas goa, menetes ke dasar goa secara terus menerus, hingga mineral batu yang di bawa air tersebut mengendap membentuk gunungan atau ornament goa.

Aliran lava cair yang panas dari gunung berapi juga dapat membentuk sebuah goa, turun dari atas gunung mengalir ke lembah sehingga permukaan paling atas lava tersebut telah terlebih dahulu kering dan mengeras sehingga cairan lava dibawah nya masih mengalir terus turun kebawah, membentuk sebuah lorong yang di sebut goa. Salah satu factor utama dari proses terbentuknya goa secara alami di pinggir pantai ialah Deburan ombak di pinggir pantai mengakibatkan abrasi, menghantam bebatuan, secara terus menerus mengikis batu hingga menjorok kedalam dan membentuk goa.

Rongga yang terbentuk atas aliran sungai bawah tanah membuat kondisi tanah di atas goa rawan untuk ambles. Dengan bencana alam seperti gempa bumi tentu saja itu akan mudah saja membuat tanah diatas lorong – lorong sungai bawah tanah itu ambles kebawah. Lorong – lorong yang dahulunya tidak terlihat dari permukaan tanah, dengan proses amblesnya tanah itu membuat lorong itu terlihat dari permukaan tanah, itulah yang disebut goa yang terbentuk secara bencana alam.

 

 

Proses terbentuknya goa secara alami murni membutuhkan kejadian alam seperti aliran air, konstruksi dan kandungan mineral bebatuan, lava gunung berapi dan bencana alam. Semua kejadian alam itu secara umum dibentuk oleh alam itu sendiri sehingga tangan manusia tak pernah ikut serta dalam proses alami tersebut.

Aliran arus air, resapan dan deburan ombak menjadi factor terbesar dalam proses terbentuknya goa alami di area gunungkidul Yogyakarta. Proses aliran sungai bawah tanah menekan dinding – dinding tanah bebatuan di dalam perut bumi, memilih celah – celah yang konstruksi batuanya lebih mudah ditembus, membentuk lorong – lorong yang menjalar di perut bumi secara perlahan terus menerus hingga lorong tersebut semakin besar dan membesar. Begitupun resapan air dari permukaan tanah seperti halnya proses pembentukan goa dari aliran sungai bawah tanah, terjadi secara terus menerus dan berlangsung lama. Hal inilah yang paling utama dari proses terbentuknya stalagmite dan stalagtit yaitu resapan air dari atas goa yang membawa mineral batu, meresap hingga menembus langit – langit atas goa, menetes ke dasar goa secara terus menerus, hingga mineral batu yang di bawa air tersebut mengendap membentuk gunungan atau ornament goa.

Aliran lava cair yang panas dari gunung berapi juga dapat membentuk sebuah goa, turun dari atas gunung mengalir ke lembah sehingga permukaan paling atas lava tersebut telah terlebih dahulu kering dan mengeras sehingga cairan lava dibawah nya masih mengalir terus turun kebawah, membentuk sebuah lorong yang di sebut goa. Salah satu factor utama dari proses terbentuknya goa secara alami di pinggir pantai ialah Deburan ombak di pinggir pantai mengakibatkan abrasi, menghantam bebatuan, secara terus menerus mengikis batu hingga menjorok kedalam dan membentuk goa.

Rongga yang terbentuk atas aliran sungai bawah tanah membuat kondisi tanah di atas goa rawan untuk ambles. Dengan bencana alam seperti gempa bumi tentu saja itu akan mudah saja membuat tanah diatas lorong – lorong sungai bawah tanah itu ambles kebawah. Lorong – lorong yang dahulunya tidak terlihat dari permukaan tanah, dengan proses amblesnya tanah itu membuat lorong itu terlihat dari permukaan tanah, itulah yang disebut goa yang terbentuk secara bencana alam.