Penelusuran goa atau biasa disebut caving adalah salah satu cabang dari kegiatan alam bebas yang kini mulai banyak digemari. Bentang alam Indonesia yang luas dan memiliki berbagai tipe geografi tanah menjadikan wilayah negara ini banyak memiliki goa-goa alami. “Goa adalah setiap ruangan bawah tanah yang dapat dimasuki orang” menurut IUS (International Union of Speleology) tentang definisi dari goa. Sedangkan ilmu yang mempelajari goa beserta lingkungannya dinamakan Speleologi, yang berasa dari kata Yunani yaitu spalion (goa) dan logos (ilmu).
Kegiatan penelusuran goa ( caving ) sering dikaitkan dengan Speleologi yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana goa itu terbentuk, mulai dari bentuk fisik, proses alam, sejarah, maupun dari banyak aspek. Penelusuran goa rata-rata dilakukan oleh para pegiat pribadi maupun dari perusahaan untuk tujuan berbagai hal, contoh : pemetaan goa/aliran sungai bawah tanah, mengetahui biota/vegetasi goa, sedimentasi, pendidikan caving atau bahkan wisata. Untuk kegiatan-kegiatan tersebut tentunya membutuhkan berbagai peralatan, persiapan mental maupun fisik untuk menunjang kegiatan caving tersebut, sehingga tujuan dari caving tersebut dapat diperoleh dengan maksimal.
Dalam penelusuran goa diperlukan berbagai pakaian dan peralatan khusus serta teknik-teknik yang baik demi terjaganya keselamatan dan keamanan diri saat melakukan penelusuran gua.
Satu teknik yang wajib dikuasai terutama untuk penelusuran goa vertikal adalah teknik SRT atau Single Rope Technique. SRT ini sangat berguna untuk dapat turun kedasar goa maupun naik ke atas permukaan dengan menggunakan satu tali dan peralatan ascending berupa ascender atau zumar. Namun karena susur goa ini bertema wisata maka teknik tersebut tidak diperlukan karena sudah di seting sedemikian rupa sehingga caver tinggal menikmati saja, tidak perlu bersusah payah bergelantungan di satu tali dengan menahan beban diri sendiri hanya untuk turun ataupun naik goa.
Goa sendiri secara umum di bagi menjadi 2 jenis / bentuk, yaitu goa vertikal dengan bentuk lubang tegak lurus, dan goa horizontal yang berbentuk lubang mendatar dan memanjang. Sedangkan zona-zona dalam goa antara lain adalah zona terang, senja, gelap dengan suhu berubah-ubah, dan gelap dengan suhu tetap (gelap abadi). Pada daerah terang (biasanya mulut goa) cahaya masih sama dengan di luar goa, zona senja merupakan bagian dalam goa dimana cahaya masih ada namun agak redup seperti cahaya pada senja hari, di zona senja ini tumbuhan pun masih dapat hidup. Pada zona gelap dengan suhu berubah keadaanya sudah gelap total, namun suhu di sini masih berubah-ubah dipengaruhi cuaca dan keadaan di luar gua, sedangkan zona gelap total merupakan bagian terdalam dari mulut gua dimana suhu di sini selalu sama dan tidak berubah-ubah. Di zona gelap ini hampir mustahil ada tumbuhan hidup. Di goa jomblang ada beberapa spot yang sengaja disajikan dalam keadaan gelap alami, sehingga caver dapat merasakan sensasi mata tidak berfungsi, dimana ketika caver berusaha keras mengoptimalkan indra penglihat, ujung kaki pun tak nampak. Inilah yang dinamakan gelap abadi, sehingga ketenangan saat menghadapi medan/rute seperti ini sangat diperlukan.
Sangat menarik jika membahas tentang goa, bagaimana sebuah goa terbentuk, ada apa didalamnya, bagaimana medan untuk memasukinya dan lain lain. Akan dibahas di artikel berikutnya.
Goa sendiri secara umum dibagi menjadi dua kelompok yaitu goa alami dan goa buatan dengan ukuran bagaimana proses terjadinya goa terbentuk, tentunya goa alami dibentuk secara alami oleh alam seperti amblesnya tanah, pengikisan oleh air secara terus menerus, pergeseran lempengan bumi, dan penggerusan magma gunung berapi sehingga membentuk lorong atau lubang ke dalam tanah/batu.
Goa buatan yaitu goa yg dibentuk bukan oleh alam seperti kegiatan pertambangan maupun kegiatan yang sedemikian rupa dengan campur tangan manusia ( mesin ) sehingga membentuk lubang atau lorong kedalam tanah/batu.
Di Gunungkidul sendiri banyak terdapat goa alami maupun buatan dikarenakan daerah tersebut memiliki kekayaan batuan kapur yang luar biasa dan banyak mengandung mineral sehingga banyak penambang yg melakukan penambangan sehingga akan menjadi goa. Aliran sungai bawah tanah pun banyak menunjang proses terbentuknya goa alami, perlahan mengikis batuan yang dilaluinya, membentuk lorong-lorong, menjalar di dalam tanah, alur yang naik turun sehingga tanah batuan diatas lorong tersebut sangat mudah runtuh atau ambles membentuk lubang ( luweng ). Seperti contoh goa tanding di area goa pindul desa bejiharjo yg merupakan goa buatan dengan ditemukanya lorong aliran sungai bawah tanah melalui tangan manusia melakukan pengeboran untuk membuat sumur.
Goa alami sendiri terbagi menjadi dua kelompok, yaitu goa kering dan goa basah. Goa kering yaitu goa yang tidak terdapat aliran air dan sebaliknya. Dari pengelompokan tersebut dapat diprediksi bagaimana goa itu terbentuk dan bagaimana prosesnya sehingga keterangan seperti kejadian alam, bentuk fisik, sejarah dari goa tersebut dapat dijadikan factor pendukung.
Salah satu kegiatan alam bebas ini pun sangat erat hubunganya dengan alam dan tentunya akan bersentuhan langsung dengan kondisi alami lingkungan goa seperti tanah becek, tumbuh – tumbuhan maupun hewan liar, medan yang naik turun, serta bebatuan terjal. Namun baru – baru ini banyak para pengunjung yang salah tujuan, dari yang tidak mau kotor, takut ketinggian, takut gelap, mudah capek maupun hal lainya yang seharusnya hal ini sudah dipertimbangkan sebelumnya saat mengetahui bahwa akan melakukan kegiatan caving.
Peraturan yang sangat penting untuk diingat dan dikerjakan saat kegiatan caving dilakukan,
Take nothing but picture ( tidak mengambil apapun kecuali gambar), leave nothing but footprints ( tidak meninggalkan sesuatu kecuali jejak kaki ), Kill nothing but time ( tidak membunuh sesuatu kecuali waktu ).